Bagai mana rasanya jadi pelajar dulu kalo harus menghapal
ditengah pekik jeritannya tawananan
oleh para serdadu yang berhati lalat hijau,
Dan belajar berhitung dari jumlah mayat-mayat yang berserakan
Tiada mimpi mereka melainkan penjajahan ini harus dihentikan!
Sedang kita pelajar sekarang yang bintangnya masadepan
memperebutkan kursi dan jabatan
semata hanya demi kepentingan kepribadian.
Apa kata mereka yang telah mengorbankan jiwa raganya
Untuk mengibarkan merah simbol berani dan putihnya tanda suci
Kalo sekarang tanah air Takutnya hanya kalah partai
negara dihina dicaci tiada yang mau ambil peduli.
Padahal lawan tak seberat dulu lagi!
Tiada ibu-ibu yang menyusui anaknya dengan sembunyi
dan seorang ayah keluar rumah dan ntah dimana ditelan bumi
Tiada lagi pemuda yang khayalannya hanya kemerdekaan
dan kalopun harus mati hanya akan jadi pahlawan yang tak dikenali
Tiada lagi....
Tiada pemudi yang hanya menghabiskan waktunya
didapur umum sambil memendam ketakutan
jangan-jangan nanti suamiku akan kompeni.
Kita sudah merdeka bukan?!
Tapi serasa indonesiaku lebih agung di tahun empat puluhan lagi.
Indonesiaku sampai bila kita begini?!
Percuma kita hanya sibuk mencari dalang korupsi
kalo yang mencari patutnya dicari
Dengan memperbanyak kucing- kucing
tikus-tikus malah tambah senang berreaksi
Toh hukum tambah murah untuk dibeli.
Aku juga jadi malas membahas ini
sepertinya hukum hanya akan menuju kemari
Tapi setidaknya ini perjuanganku,
Aku malu pada diri sendiri.
Tambah lagi dengan mereka yang terpaksa harus jadi TKI
Memang tiada masalah bagi pribadi
Di luar sana mereka ada menuai materi
tapi apa pandangan negara kongsi tentang tanah air ini pak menteri?
Indonesiaku warisan leluhurku yang kaya sedari dulu
dijunjung tinggi moralnya,
kini hanya dengan mudah dimonopoli
Bagai mana tidak kalo wakil-wakil rakyat
telah siap mewakili rakyatnya dengan baik,
sungguh baik sekali,Mereka wakili sekalian hak rakyat nya.
Tapi bagaimanapun nasibmu sekarang indonesiaku,
aku tetap bangga bertanah airmu,
Dan menghargai perjuangan pemimpinnya
bagaimanapun kau telah berusaha semampumu
Hanya saja bagai mana bisa kau kubanggakan,
Pejuang pejuang negri ini dulu mati-matian membela negara
tanpa ada yang mereka ingat diawal bulan
Sekarang hanya pertemuan dan pertemuan,
bincang punya bincang yang kau sibukkan
Rakyat hanya bisa menganga mendengar segala keputusan
"Kalo BBM harus terpaksa dinaikan",
sehabis pidato di utarakan
Mobil keluaran barupun kembali kau pesan
Tuk jalanmu ziarahi kuburan Bung Karno,Bung hatta
yang telah memperjuangkan negara ini hanya bangga
dengan sepeda dayungnya.
Mneyedihkan...
Karya : P.Lubis
Malaysia
07-11-2011
0 komentar:
Post a Comment